Untung Riyanto, Penjaga Arsip Negara di Kejari Surabaya
Dipercaya 8 Kasi Pidum, Rawat Arsip Para Terpidana Mati
Dua belas tahun berkecimpung sebagai penjaga arsip, tak ada kesalahan fatal yang dilakukan. Hal itu menjadi kebanggan tersendiri. Apalagi, arsip yang dijaga merupakan arsip negara yang harus dirawat sampai titik darah penghabisan. Rahasianya adalah membentuk tim kecil.
SIAPA sangka dengan pekerjaan yang mungkin bagi orang lain dianggap remeh, namun apa yang dilakukan Riyanto telah menyelamatkan nasib banyak orang. Yah, Riyanto yang lebih akrab dipanggil Untung ini adalah seorang penjaga arsip di Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya.
Di tangannya, berkas orang-orang yang berperkara dipercayakan oleh para jaksa untuk disimpan dan dirawat. Kalau saja sampai berkas itu hilang atau rusak, maka tentu nasib orang-orang yang berperkara itu tidak menentu. “Untung ada Untung,” demikian yang kerap tak sengaja digumamkan pihak- pihak yang membutuhkan jasanya.
Sesuai nama panggilannya pula, Untung kerap mendapat berkah. Ia telah menjadi orang kepercayaan dari delapan kepala Seksi Pidana Umum (kasi Pidum) di Kejari Surabaya. Itu tak lepas dari keteladanan dan kreatifitas yang dimilikinya.
Ia tak pernah menyia-nyiakan kepercayaan atasannya begitu saja. Mulai 1996, ia rajin memberikan pelayanan terbaik khususnya enyediakan data dan penataan arsip-arsip di lingkungan Kejari Surabaya.Awal bekerja di Kejari Surabaya,tugas yang diembannya adalah menjaga pengetikan tilang. Lantaran kerja yang bagus dan dinilai atasannya lebih tekun dari pegawai lainnya, tugas khusus pengarsipan di pidum diserahkan kepadanya.
Tugas ini dipercayakan padanya dari mulai Kasi Pidum dipegang Salman Mariadi hingga yang sekarang, R Adi Wibowo. Mereka seolah-olah terkena ‘hipnotis’ atas pelayanan terbaik yang diberikan Untung. Selain pengarsipan, Untung juga mendapat tugas menertibkan berkasberkas yang akan dibawa ke persidangan oleh jaksa.
Bahkan saking percayanya, pegawai yang memiliki dua anak ini pernah diserahi kepercayaan membagi perkara pada jaksa. Termasuk menjadi konsultan bagi jaksa yang kesulitan dalam persidangan.
Selama 12 tahun berkarir, tak ada kasi pidum yang protes gara-gara pelayanan yang tidak maksimal.
Namun, dia pernah kena marah sewaktu berkas-berkas terpidana mati Sumiarsih dan Sugeng tercecer. Tapi kejadian tersebut segera bisa teratasi karena berkas- berkas yang dibutuhkan sudah ditatanya dengan rapi. Sehingga, mudah dicari kalau terselip atau hilang.
Dituturkan Untung, untuk menjaga arsip kejaksaan supaya tertata baik, ia memunyai trik-trik khusus. Antara lain, memisahkan arsip lama dengan yang baru. Selain itu, setiap bulan arsip berkas yang berkekuatan hukum tetap dan yang masih dalam proses peradilan juga dipisahkan.
Penataan dan kontrol bulanan yang dilakukan tim pengarsipan yang dibentuknya itu sangat menguntungkan. Karena, memudahkan dalam pencarian berkas-berkas yang sudah cukup lama.
“Di antara ribuan arsip itu, yang harus dan masih terus dirawat sampai kini adalah berkas kasus-kasus pembunuhan yang terdakwanya diancam vonis mati. Yaitu berkas Sumiarsih, Sugeng, Astini, dan Sugik,” tutur lulusan Universitas Narotama ini.
Ini penting, kata Untung, karena jika sewaktuwaktu muncul perintah dari kejaksaan agung (kejagung) supaya melakukan eksekusi, maka berkas-berkasnya telah tersedia dengan cepat.
“Jadi khusus untuk berkas kasuskasus hukuman mati ini akan saya jaga dan kontrol terus,” kata pria asli Gresik ini.
Hal ini dilakukan juga belajar dari pengalaman. Karena menurut kebiasaan, ketika perintah hukuman mati muncul, seluruh jaksa akan kaget. Konsentrasi terpecah antara mencari berkas dan menentukan waktu penembakan. Untuk mengantisipasi semua itu,Untung selalu merapikan berkas-berkas tersebut. Termasuk, berkas kasus terpidana mati Sugik yang sekarang masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Porong.
Diakui Untung, pengarsipan di Kejari Surabaya masih semi-modern. Meski sebagian arsip-arsip itu telah diabadikan di komputer, namun sebagian lainnya masih disimpan manual. Kondisi tersebut memaksa petugas kearsipan bekerja lebih keras.
Jika ingin mencari berkas sesuai permintaan pimpinan, maka ribuan tumpukan berkas itu harus dibongkar untuk mencari satu berkas yang dibutuhkan. Untungnya, Untung terbantu oleh sistem kerja berupa tim kecil-kecilan yang dibentuknya. Tim yang terbentuk dari pembantu kerasipan di prapenuntutan, intelijen, pidana khusus (pidsus), dan pembinaan itu saling berkoordinasi tentang kondisi berkas.
Jika tim tidak bisa mengatasi, dirinya akan minta bantuan pada penjagapenjaga arsip yang sudah senior. Karena di Kejari Surabaya banyak mantan penjaga arsip yang telah dialih tugaskan membantu bidang lain. “Tim ini sangat membantu,” jelas Untung.
Sumber : Radar Surabaya
November 29th, 2009 at 2:29 pm
Selamat bertugas P Fadil sebagai Kajari Surabaya………